SMK Negeri 10 Bandung – SEJARAH KOKAR/SMKI NEGERI/SMK NEGERI 10 BANDUNG
Tanggal 1 Oktober 1958 dimana untuk pertama kalinya dilakukan pemindahan jurusan Sunda pada KOKAR Surakarta ke Kotamadya Bandung. Selama lima tahun (1958-1963) KOKAR Bandung masih merupakan cabang dari KOKAR Surakarta. Ide pemisahan KOKAR Bandung dari KOKAR Surakarta dikemukakan pada Konferensi Cipayung tahun 1962 dan setelah Rapat Kerja antar KOKAR se-Indonesia di Surakarta. Pada tahun 1963 secara resmi KOKAR Bandung mulai mandiri.
Pada masa awal berdirinya, Direktur KOKAR Bandung dipimpin oleh Raden Machjar Angga Koesoemadinata.
Tahun 1961 KOKAR Bandung mulai menempati bangunan sendiri yang terletak di Jalan Buahbatu 212 Bandung. Untuk lebih mencapai visi dan misinya maka dengan Surat Keputusan Menteri PPPK No: 69/1962 tanggal 16 Juli 1962, KOKAR Bandung didampingi oleh suatu Dewan yang disebut Dewan Penyantun.
Adapun susunan Dewan Penyantun tersebut adalah:
1. R.T. Aria Sunarya sebagai Ketua
2. Daeng Soetigna sebagai Sekretaris
3. RI Adiwidjaya sebagai Anggota
4. RH. Moch Koerdi sebagai Anggota
5. RH. Ijos Wiriaatmadja sebagai Anggota
6. RA. Darja Mandalakusumah sebagai Anggota
7. Prof. Soemardja sebagai Anggota
Pada saat-saat masih merupakan cabang KOKAR Surakarta, Kurikulum yang digunakan adalah sebagaimana yang ditetapkan dalam SK Menteri PPPK tanggal 21 Desember 1956 No: 99883/S adalah penekanan pada pendalaman Karawitan Sunda dan Bahasa Sunda. Pimpinan pada periode ini adalah Daeng Soetigna yang pada akhirnya terkenal sebagai Bapak Angklung Indonesia.
Tahun 1964 pergantian pimpinan dari Daeng Soetigna kepada R. Tatang Sastrahadiprawira sampai dengan tahun 1965.
Tahun 1966 bersamaan dengan lahirnya Orde Baru, landasan yang telah dibuat oleh para pendahulu dilanjutkan oleh generasi dibawah pimpinan R. H. Koko Koswara atau lebih terkenal dengan panggilan Mang Koko, KOKAR Bandung berbenah diri. Segala kebutuhan peralatan dan perabot sekolah secara bertahap mulai dilengkapi. Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan fisik, dipihak lain semakin tumbuh dan berkembang kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai seni bagi hidup dan kehidupan. Akibatnya keberadaan KOKAR Bandung dianggap sebagai sumber materi dan informasi seni disamping sebagai Lembaga Pendidikan Seni.
Tahun 1972 R. H. Koko Koswara pensiun, kemudian H. Yaya Sukarya menggantikan Beliau. Seiring dengan pergantian pimpinan, maka nama KOKAR berubah menjadi SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Negeri Bandung sesuai dengan SK Menteri PDK No: 005/O/1974 dan diikuti dengan perubahan Kurikulum yang ditetapkan dengan SK Menteri PDK No: 0294/U/1976 tanggal 9 Desember 1976 dan lama pendidikan menjadi 4 tahun.
Tahun 1975 SMKI Negeri Bandung yang pada mulanya hanya satu jurusan mulai bertahap membuka jurusan Tari pada tahun ini.
Tahun 1977 SMKI Negeri Bandung yang telah memiliki dua jurusan kembali membuka Jurusan Baru, yaitu Jurusan Padalangan.
Tanggal 8 Juni 1987, SMKI Negeri Bandung harus menempati bangunan yang pada saat itu belum selesai, beralamat di Kampung Beberut Cijawura, Kecamatan Margacinta, Kab. Bandung dengan persyaratan dan penuh risiko harus membuka jurusan baru yaitu jurusan Desain Grafis Komunikasi yang merupakan cikal bakal berdirinya SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) Negeri Bandung pada tahun ini juga dan bangunnya berada satu kompleks dengan SMKI Negeri Bandung.
Gedung lama yang beralamat di Jalan Buahbatu No. 212 Bandung dipergunakan oleh ASTI (Akademi Seni Tari Indonesia) Bandung.
Tahun 1989 dibuka Jurusan Teater Daerah di SMKI Negeri Bandung.
Tahun 1996 pucuk pimpinan setiap waktu berganti, Drs. H. Yaya Sukarya pensiun digantikan oleh Drs. Supriadi sampai dengan tahun 1997.
Tahun 1997 Kecamatan Margacinta menjadi bagian Kodya Bandung setelah adanya pemekaran dan SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Bandung berubah nama menjadi SMK Negeri 10 Bandung. dengan masa pendidikan kembali lagi menjadi 3 Tahun.
Pada tahun ini pula dibuka Jurusan Seni Musik Diatonis atau Jurusan Seni Musik non-Klasik.
Jurusan Teater Daerah berubah nama menjadi Jurusan Teater Umum.
Tahun 2002 Dibawah pimpinan Dra. Epi Sufiah SMK Negeri 10 Bandung memperlengkapi sarana penunjang pembelajaran dengan di bangunnya Studio Perekaman (Recording Studio) dan Laboratorium Bahasa.
Pada tahun ini pula Jurusan Seni Padalangan yang selama beberapa tahun terakhir mengalami kemunduran jumlah siswa akhirnya harus ditutup dan bergabung ke dalam Jurusan Seni Karawitan.
Tahun 2009 Kecamatan Margacinta berubah menjadi Kecamatan Buahbatu setelah adanya pemekaran wilayah dan tahun ini juga mulai dibuka jurusan Teknik Produksi dan Penyiaran Pertelevisian untuk mengangkat dan mewadahi Program Studi yang ada sebelumnya ke Media. Baik itu Media Cetak maupun Media Elektronik khususnya Pertelevisian.
Tahun 2018 Masa pendidikan di SMK Negeri 10 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran dan empat tahun pelajaran, mulai dari kelas X hingga kelas XII atau XIII, seperti pada umumnya masa pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia.
VISI
Menjadi lembaga unggulan dalam pendidikan, pelatihan dan ketahanan budaya di tingkat Nasional dan Internasional pada tahun 2022.
MISI
Menyiapkan tamatan menjadi tenaga professional yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermartabat dan berbudi pekerti luhur. Memberikan bakat keahlian kepada tamatan sebagai pelaku, pelatih, penata dan pengelola seni pertunjukan yang bermutu serta siap bersaing di pasar global sekaligus mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan untuk meningkatkan tarap hidup dirinya. Melaksanakan penggalian, pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan dalam rangka mewujudkan sekolah menjadi etalase budaya Jawa Barat sebagai alternative tujuan wisata budaya.
JURUSAN SMK Negeri 10 Bandung
Seni Karawitan (A)
Seni Tari (A)
Seni Padalangan (A)
Seni Teater (A)
Seni Musik non-Klasik (A)
Produksi Dan Siaran Program Pertelevisian (A)
Seni Penataan Karawitan (A)
Seni Penataan Tari (A)